welcome

Minggu, 31 Juli 2011

Honda Blade Baru Gantikan Desain Lama, Dijual Rp 14 Jutaan



Bebek baru Honda New Blade 110R akhirnya resmi diluncurkan hari ini (28/7). Mengambil tempat di JCC, Senayan, Jakarta, model kali ini menggantikan model Honda Blade sebelumnya.

"Hari ini kami meluncurkan bebek terbaru Honda New Blade 110R," buka Yusuke Hori, president director PT Astra Honda Motor (AHM).

"Saya sendiri terlibat dalam pengembangan model baru New Honda Blade 110R. Ini adalah peluncuran Blade pertama di dunia," bangga pria berkebangsaan Jepang ini.

Desain barunya ini punya banyak perbedaan mencolok. Paling utama adalah pindahnya lampu dari sayap depan ke setang. Selain itu headlamp-nya punya desain split membuatnya tampil lebih sporty.

Bentuk sepatbor depannya pun tidak lagi menyatu dengan roda layaknya motor sport, tapi kembali ke desain khas bebek. Oiya, Blade terbaru ini juga sudah dilengkapi dengan rem cakram belakang. Selain makin aman, juga dongkrak tampilan kan?

Bebek yang telah dilengkapi dengan variable ignition control system ini dijual Rp 14 juta dan Rp 14,2 juta untuk varian bermotif ala MotoGP dari tim Repsol Honda. (motorplus-online.com)

Sabtu, 23 Juli 2011

Teknik Berkendara Salah Bikin Boros Komponen


undefined
 Sesuaikan cara bawa dengan putaran mesin
Kerusakan komponen bukan semata dari motor. Tapi bisa juga disebabkan teknik atau tactics berkendara yang salah. Efeknya, mempercepat usia komponen sampai kerusakan fatal di beberapa bagian mesin.

“Kerja mesin menjadi lebih berat. Komponen aus,” ungkap M. Subhan, Manager Technical Service Division dari PT Astra Honda Motor (AHM).

Tengok komponen yang berisiko aus dan cepat rusak karena teknik berkendara salah kaprah. “Tactics berkendara yang jelak bisa mempercepat usia pakai sampai lebih 10 per- sen masa pemakaian normal,” kata Toni Purnama, Head Instruktur Safety Riding from PT Wahana Makmur Sejati.

Misalnya, perlakuan pada saat lampu merah posisi gigi tertinggi. Ketika masuk lampu hijau, pengendara langsung tancap gas. Akibatnya karena putaran mesin tidak sesuai dengan perbandingan gigi. “Pembakaran mejadi enggak sempurna. Mesin belum mencapai putaran ideal. Akhirnya banyak kerak menumpuk. Ini akan mempercepat gejala ngelitik. Efeknya ke piston,” kata M. Subhan

Kondisi seperti ini bisa merembet ke kampas kopling. Beban yang berat bikin gesekan antara pelat dan kampas berlebihan. Juga dapat mengakibatkan rantai jadi mudah aus. Hentakan keras karena tidak seimbangnya antara torsi dan kecepatan.

Ada juga kebiasaan memindahkan gigi tinggi langsung ke gigi rendah. Akibatnya ada hentakan besar terus menerus. Dampaknya, bikin rantai keteng dan klep aus.

Secara enggak sadar, kaki menginjak tuas rem belakang. Berarti kampas rem terus bergesekan dengan teromol. Begitu juga arus dari aki yang akan terus bekerja secara otomatis menyalakan lampu rem belakang. Akhirnya aki tekor dan bisa jadi teromol hangus karena diajak bergesekan terus.

Ada juga kebiasaan seenaknya melibas jalan keriting atau polisi tidur. Beban berlawanan mengagetkan langsung diterima sokbreker. “Ini fatal. Usia sok jadi pendek,” tambah Made Surya, Instruktur Safety Riding AHM.

Cara bawa dengan gas dientak dan pengereman keras, juga bisa bikin gesekan antara aspal dan ban jadi lebih kuat. Gaya seperti ini bikin kompon dan alur ban cepat habis.  (motorplus-online.com)

Rabu, 06 Juli 2011

Ban Nitrogen, Lebih Awet dan Aman Bro!



 Kedua ban wajib diisi angin yang sama
Penggunaan angin Nitrogen di motor memang belum lazim digunakan. Alasannya karena penggunaannya masih dirasakan belum sepenting di roda empat. Yakni beban berat dan kecepatan tinggi.

Tapi, aplikasi angin Nitrogen ini punya kegunaan khusus. “Pemakaian Nitrogen menjaga kondisi tekanan ban tetap stabil. Dengan dua roda, kondisi ini makin membuat nyaman dan aman pengendara,” beber Dodiyanto, New Product Development PT Gajah Tunggal, produsen IRC.

Ban yang terus menerus berputar akan menghasilkan panas. Pada angin biasa atau oksigen, kenaikan tekanan bisa mencapai 5-6 psi. Sedangkan pada Nitrogen relatif lebih stabil. “Paling 1 psi,” lanjut Dodiyanto lagi.

Makanya, penggunaan unsur kimia dengan lambang N ini akan membuat ban menjadi lebih aman. “Semakin besar tekanan pada ban, bagian yang menapak akan lebih kecil. Ini yang bisa membuat bahaya sekaligus tidak nyaman,” tambah Gunawan, Sales Representatif, PT Industri Karet Deli, produsen ban Swallow.

Penggunaan angin Nitrogen ini bisa dipakai pada ban tubeless atau tube type. “Untuk kekuatan biasanya pabrikan menyarankan dipakai di ban tubeless,” sebut Dodiyanto yang sehari-hari berkantor di kawasan Gajah Mada, Jakarta Barat.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan jika menginginkan pengisian dengan angin Nitrogen ini yakni agar kedua ban wajib diisi dengan Nitrogen. Jangan salah satu Nitrogen satunya angin biasa atau oksigen. Karena kenaikan tekanan pada dua unsur tadi berbeda. Bayangkan jika satu ban dengan naik 6 psi karena pakai angin biasa sedangkan ban lainnya naik cuma 1 psi karena pakai Nitrogen. Bahaya dan nggak nyaman juga kalee ya! (motorplus-online.com)