welcome

Senin, 26 Desember 2011

Peraves Monotracer, Motor Unik Paling Aman Sedunia



Meskipun MonoTracer tersebut bahan bakarnya bensin, Motor ini hanya menghabiskan 1 liter untuk setiap 30 km dan tetap mengusung Go Green sebagai salah satu misi utamanya. Agar MonoTracer ini bisa diparkir di garasi Anda, dibutuhkan dana yang sebesar $ 75.000.




















Sumber :
danish56.blogspot.com

Minggu, 11 Desember 2011

Gaya Berkendara Aman Di Saat Hujan



Perlengkapan berkendara harus maksimal
Pernah melihat kaki pengendara diangkat atau ditopang pada sasis agar sepatu atau celana tidak basah saat hujan? Mungkin dan pasti sering ya! Kejadian ini jangan sampai dilakukan lagi. Sebab, dengan membela sepatu atau celana agar tidak basah malah berakibat fatal.

Sebab, posisi itu bikin pengendara tidak dalam posisi siap. Refleks pun tidak baik. Bisa jadi karena posisi kaki yang terlalu ngangkat, saat menekan tuas rem belakang jadi terlalu keras. Padahal cuma perlu pengereman sedikit. “Kaki diangkat karena takut kena cipratan air. Feeling jadi kurang,” kata Made Surya, Instruktur Safety Riding dari PT Astra Honda Motor (AHM).

Atau perilaku lain yang kerap dilakukan saat berkendara di hujan. Misalnya, pengendara selalu menghapus butiran air di kaca helm. Karena butiran itu mengganggu penglihatan. Akibatnya tangan refleks menghapus air sehingga jadi kurang kontrol.

Posisi berkendara yang tidak benar itu dengan sendirinya membuat pengendara menjadi kurang antisipatif terhadap kondisi dan lingkungan jalan. “Karena itu, untuk menghindarinya perlu persiapan untuk menghadapi situasi ini,” tambah Reza Novendri, instruktur safety riding main-dealer Honda Aceh.

Made mengaitkan berbagai gaya dan gerakan pengendara ketika di kondisi hujan ini terkait dengan riding posture. “Posisi itu tidak ideal dalam mengantisipasi jika terjadi pengereman ataupun manuver mendadak,” katanya.

Padahal, dengan posisi berkendara tidak ideal ditambah lingkungan yang hujan, kemungkinan terjadi slip saat jalan licin jadi sangat besar. Karena itu yang paling utama yakni, jangan lupa selalu membawa jas hujan di bawah jok motor ke mana bepergian. Namun, harus memperhatikan dalam memilih jas hujan yang digunakan.

“Jangan memilih jas hujan yang berbentuk jubah karena akan membahayakan pengendara saat digunakan. Jas hujan model ini bisa menutupi kaca spion dan lampu kendaraan, baik lampu rem maupun lampu penanda berbelok. Disarankan pakai jas hujan model setelan,” bilang Reza Novendri lagi.

Kaca helm atau visor penting dipakai. Jangan menantang hujan atau panas tanpa kaca helm. Saat panas kaca helm bisa membantu pandangan ke depan lebih jelas, tanpa hambatan.

Di musim hujan seperti ini kaca helm melindungi muka dari percikan air hujan. Tanpa kaca helm, muka jadi sakit akibat kena tamparan percikan air. “Kalau hujan disarankan pakai kaca bening. Apalagi kalau hujan deras, kaca berwarna malah akan jadi sangat mengganggu pandangan dan juga jarak pandang,” wanti Reza. (motorplus-online.com)

Ducati Rilis Monster 795 di Indonesia, Harga Rp 225 Juta



Setelah sebelumnya dirilis di Negeri Jiran Malaysia, kini (10/12) pabrikan motor asal Italia, Ducati merilis varian terbaru, Monster 795 di Jakarta. Motor ini menjadi istimewa karena di desain dan dipasarkan khusus di Asia.

Agustus Sani Nugroho, Presiden Direktur Ducati Indonesia menyatakan jika Monster 795 sangat cocok dikendarai oleh orang Asia karena proporsinya yang tergolong kecil dibanding Ducati lain. "Meski demikian, motor yang dirakit di Thailand ini menggunakan mesin yang sama dengan varian Monster 796 versi Eropa. Sehingga motor tetaplah bertenaga seperti varian Ducati lainnya," pungkas pria berkacamata itu.

Terlihat dari bobot ringannya yang hanya 167 kg, atau lebih ringan dari Kawasaki ER-6n (Ninja 650) yang 178 kg. Serta jarak tinggi jok nya 770 mm yang membuat pengendara Asia yang rata-rata memiliki tinggi 170 cm dapat menjejak kaki ke tanah dengan nyaman.

Toh demikian, sosok Monster yang sangar tak hilang dari varian entry level ini. Sebut saja headlamp bulat split dan tangki besar berpadu dengan sasis turbular. Knalpot ganda model undertail yang bikin buritan makin berisi.

Sementara sektor mesinnya dikawal L-Twin 2 katup desmodromic 803 cc berpendingin udara. Mesin yang menempel di sasis turbular parameter tersebut mampu melecut tenaga hingga 87 dk.

Sedangkan untuk harganya, Monster 795 dilepas Rp 225 juta on the road Jakarta. Tapi saat ini, Monster 795 baru tersedia dalam warna merah khas Ducati.

"Dan kami memberikan diskon khusus Jabodetabek sebesar Rp 10 juta hingga akhir Desember, yang menjadikan harga Monster 795 hanya Rp 215 juta saja," jelas Nugroho. (motorplus-online.com)